Cari Blog ketik disini

Senin, 15 Agustus 2011

Pelanggaran Tata Ruang Terhadap 8 RKT HTI di Provinsi Riau oleh Mentri Kehutanan tahun 2009

SK.101/Menhut-II/2004 tentang Percepatan Pembangunan Hutan Tanaman untuk Pemenuhan Bahan Baku Industri Pulp dan Kertas.

DELINIASI AREAL HPHT
Pasal 4
(5) Areal hutan alam yang harus dipertahankan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a adalah hutan alam yang pada areal-areal yang memiliki kriteria sebagai berikut:
a. Kawasan hutan yang mempunyai kelerengan, kepekaan jenis tanah dan intensitas hujan dengan skoring sama dengan dan atau lebih besar dari 175 sesuai Keputusan Menteri Pertanian Nomor 837/Kpts/Um/II/1980 tentang Kriteria dan tata Cara Penetapan Hutan Lindung.
b. Kawasan hutan dengan kelerengan lebih dari 40% dan atau dengan kelerengan lebih dari 15% untuk tanah yang sangat peka terhadap erosi.
c. Kawasan hutan dengan ketinggian sama dengan atau lebih besar dari 2.000 (dua ribu) meter dari permukaan laut.
d. Kawasan hutan bergambut di hulu sungai dan rawa dengan ketebalan lebih dari 3 (tiga) meter.
e. Kawasan hutan dengan radius atau jarak sampai dengan:
1. 500 (lima ratus) meter dari tepi waduk atau danau;
2. 200 (dua ratus) meter dari tepi mata air dan kiri kanan sungai di daerah rawa;
3. 100 (seratus) meter dari kiri kanan tepi sungai;
4. 50 (lima puluh) meter dari kiri kanan tepi anak sungai;
5. 2 (dua) kali kedalaman jurang dari tepi jurang;
6. 130 (seratus tiga puluh) kali selisih pasang tertinggi dan pasang terendah dari tepi pantai.
f. Buffer zone atau kawasan penyangga hutan lindung dan atau kawasan hutan konservasi.
g. Kawasan pelestarian plasma nutfah.
h. Kawasan perlindungan satwa liar.
i. Kawasan cagar budaya dan atau ilmu pengetahuan.
j. Kawasan rawan terhadap bencana alam.


Pelanggaran Tata Ruang Terhadap 8 RKT HTI di Provinsi Riau yang diterbitkan Mentri Kehutanan April 2009  Terhadap PP No 26 Tahun 2008 Tentang Tata Ruang Wilayah Nasional, (Lampiran7 Peta Pola Ruang Wilayah Nasional)  Terhadap UU No 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang.

No
Perusahaan
Perizinan
Ditetapkan Sebagai
Kawasan lindung
(PP 26 2008)
Realisasi Penanaman (Rekap April 2009)
Hutan Alam Tahun 2007
SK
Luas(ha)
Luas (ha)
%
Luas (ha)
%
Luas (ha)
%
1
PT Bina Duta Laksana
No.207/Menhut-II/2006
28,890
27650
95.71%
8,045
27.85%
17880
61.89%
2
PT Rimba Mandau Lestari
No.552/Menhut-II/2006
5,630
4788
85.04%
2,162
38.40%
3207
56.96%
3
PT Citra Sumber Sejahtera
No.68/Menhut-II/2007
15,360
8122
52.88%
7,979
51.95%
6920
45.05%
4
PT Selaras Abadi Utama
No.522.21/IUPHHKHT/XII/ 2002/005
13,600
12810
94.19%
5,124
37.68%
3954
29.07%
5
PT Balai Kayang Mandiri
No.20/Menhut-II/2007
22,250
14898
66.96%
5,087
22.86%
14000
62.92%
6
PT Artelindo
No.122/Menhut-II/2007
10,740
8197
76.32%
4,897
45.60%
8060
75.05%
7
PT Suntara Gajapati
No.71/Kpts-II/2001
34,792
34792
100.00%
745
2.14%
34792
100.00%
8
PT Mitra Kembang Selaras
No.71/Menhut-II/2007
14,800
14800
100.00%
0
0.00%
5183
35.02%
Catatan:
  1. Luas Perizinan dan Realisasi Penanaman diambil dari data “Data Penanaman Pada IUUPHHK-HTI KUMULATIF TH 2008 (Rekapitulasi Data s/d Bulan April 2009)
  2. Data Kawasan lindung nasional, hasil digitasi ulang Lampiran VII PP No 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.